Logo
Blog F  O  R  E  V  E  R    2 1 forever

F O R E V E R 2 1

HOME /
F O R E V E R 2 1

Blog

F  O  R  E  V  E  R    2 1

F O R E V E R 2 1

Kalau saudara berbelanja di salah satu dari sekian ratus toko baju Forever 21 di Amerika Serikat, belanjaan saudara akan ditaruh dalam kantong warna kuning khas toko tersebut. Coba balik kantong belanja itu dan lihat bagian bawahnya. Di situ ada tulisan kecil: John 3:16 (Yohanes 3:16), yang mengacu ke ayat terkenal di Injil Yohanes pasal 3 ayat 16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Pencantuman ayat di kantong belanja ini sempat diserang oleh sekelompok orang yang menuduh pemilik toko sebagai ‘fundamentalis Kristen’ yang mencoba memaksakan keyakinan mereka kepada para pelanggan.

Di sisi yang lain, pencantuman ayat ini menunjukkan bagaimana suami istri pemilik toko ini, Do Won Chang dan Jin Sook Chang, sangat sungguh-sungguh dalam keyakinan mereka kepada Tuhan.

Sebagai imigran miskin dari Korea, pasangan ini menjadi contoh bagaimana imigran di Amerika bisa berkembang dan menjadi orang yang kaya raya karena kerja keras mereka (dan berkat Tuhan, menurut pasangan Chang ini). Dari satu toko kecil, Forever 21 akhirnya berkembang menjadi raksasa retail dengan lebih dari 800 toko di Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia. Harta mereka pada masa puncak kejayaan diperkirakan sekitar US$ 6 milyar (Rp 80 trilyun).

Saudara juga barangkali tahu bahwa 5 hari lalu, 29 September 2019, Forever 21 menyatakan diri bangkrut. Dari sekitar 800 toko, 350 di antaranya akan ditutup. Di Amerika Serikat, perusahaan berhak mengajukan permohonan pailit ke pengadilan. Tujuannya adalah melindungi perusahaan dari para penagih hutang. Dalam posisi pailit, perusahaan bisa mengatur uang keuangan dan kemudian melanjutkan bisnisnya lagi.
Tapi bagaimanapun juga, kebangkrutan Forever 21 membuat kaget dan menyisakan pertanyaan bagi beberapa orang Kristen: “Kok bisa ya? Padahal sudah memuliakan Tuhan loh melalui bisnis mereka?? Apa Tuhan tidak melindungi ya?”

Saudara sekalian, Tuhan itu melindungi tapi kitanya jangan suka keluar dari perlindungan Tuhan. Tuhan memasang pagar, tapi kita sendiri suka lari keluar pagar. Setelah kena masalah, kita mempersalahkan Tuhan yang ‘kurang’ melindungi.
Kasus Forever 21 ini memberikan pelajaran penting bagi kita: keseimbangan antara iman dan hikmat.

Iman adalah keyakinan akan sesuatu sekalipun belum melihat. Contoh: saya beriman tahun depan saya akan punya rumah. Ini bukan karena saya sudah bayar DP rumah. Kalau sudah bayar DP ya bukan beriman lagi namanya. Saya bahkan tidak punya uang untuk beli rumah, tapi saya beriman saya akan punya rumah tahun depan.

Adalah penting untuk kita menyadari bahwa iman timbul dari pendengaran. Apa yang kita dengar akan menentukan iman kita. Maka hati-hati dengan apa yang kita dengar.
Kalau Petrus tidak mendengar panggilan Kristus dan dia nekat mencoba berjalan di air, dia pasti akan gagal dan kelelep. Tetapi karena dia mendengar perkataan Tuhan, maka dia keluar dari perahu dan bisa berjalan di atas air. Itu iman.
Iman berbeda tipis dengan nekat. Saking tipisnya, orang nekat sering mengira dirinya beriman.

Iman ada sedikit mirip-miripnya dengan percaya diri tapi beda. Kadang orang susah membedakan antara keinginan hatinya atau suara Tuhan.
Hikmat adalah kemampuan untuk memahami situasi tertentu dan mengambil tindakan yang tepat.

Kenapa Forever 21 sampai pailit? Ada beberapa alasan, tapi salah satunya, menurut analisa para ahli, Forever 21 bangkrut karena pengembangan yang terlalu cepat. Setiap bulan, Forever 21 buka satu cabang baru!
Kalau dalam bahasa saya, tidak seimbang antara iman dan hikmat.

Mari kita berandai-andai bahwa pemilik Forever 21 mendengar suara Tuhan bahwa bisnis mereka akan berkembang dan diberkati Tuhan. Tetapi suara Tuhan ini tidak disertai dengan petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan.
Di sini seharusnya hikmat bekerja. Kapan saya harus mengembangkan diri? Kemana saya harus berkembang? Dengan siapa? Pakai cara apa?

Pemilik harus melihat situasi. Pasar retail fisik sedang diobrak-abrik oleh pasar retail online. Raksasa-raksasa mulai goyah. Seharusnya pada saat begini, kehati-hatian harus ekstra tinggi. Tapi itu tidak terjadi. Forever 21 terus mengembangkan diri di tengah pasar yang sedang berantakan.
Iman ada tapi hikmat menghilang. Akibatnya fatal.

Forever 21 ternyata tidak forever. Setelah 35 tahun, dia tumbang.
Blog F  O  R  E  V  E  R    2 1

Latest Blog

P  A  N  I  KP A N I K
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
S & K
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
M E D S O S
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.