Logo
Blog K  E  B  I  A  S  A  A  N habit

K E B I A S A A N

HOME /
K E B I A S A A N

Blog

K  E  B  I  A  S  A  A  N

K E B I A S A A N

Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belangnya? Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat?
(Yer 13:23)

Ada seseorang yang menulis di Instagram: “Proyek terbaik yang bisa anda lakukan adalah diri anda sendiri.” Saya ingin mengubah sedikit kalimat ini: “Proyek TERPENTING yang HARUS anda lakukan adalah diri anda sendiri.” Ubah dirimu sendiri sebelum engkau mencoba mengubahkan orang lain.

Seandainya semua orang menuruti nasihat ini, hidup akan menjadi lebih damai, sress akan berkurang, dan, bisa jadi, manusia akan berumur lebih panjang. Sebab banyak permusuhan, masalah dan pertikaian muncul karena kita ingin mengubahkan orang lain, sementara diri sendiri masih berantakan.

Satu komponen penting yang harus kita perhatikan, kalau kita ingin menjadi lebih baik dalam hidup kita, adalah: KEBIASAAN.
Kebiasaan adalah pilihan-pilihan yang kita ambil yang, karena diulang-ulang terus, akhirnya kita lakukan tanpa berpikir alias otomatis.

Menurut para peneliti di Media Lab of the Massachusetts Institute of Technology, 90% dari tindakan manusia sehari-hari bisa ditebak, karena dasarnya adalah kebiasaan.
Kebiasaan menolong kita untuk tidak menghabiskan banyak waktu dan enerji untuk memikirkan hal-hal tertentu. Kita pergi pulang kantor atau rumah mertua selalu mengikuti jalan yang itu-itu saja. Kebiasaan. kita sampai di rumah selalu mengulang tindakan tertentu. Kebiasaan. kita bangun pagi selalu melakukan hal yang sama. Kebiasaan.

Manusia adalah makhluk kebiasaan. Kita suka dengan hal-hal yang teratur, karena itu tidak mengagetkan dan memberikan kemantapan/kenyamanan. Itu sebabnya kebiasaan memiliki ikatan yang kuat sekali dalam hidup manusia, baik itu kebiasaan positif maupun negatif. Tetapi kita perlu perhatikan kebiasaan kita, karena kebiasaan adalah hal yang susah diubah begitu dia terbentuk, seperti yang dinyatakan oleh nubuatan Yeremia yang kita kutip di atas.

Di awal, kita tidak sadar akan kekuatan kebiasaan, sampai dia sudah terlanjur berakar dan susah sekali diubah. Hal ini perlu kita perhatikan terutama ketika kebiasaan yang kita miliki tidak menolong kita menjadi lebih baik.

Jadi, mari kita mulai suatu proyek, yaitu proyek perbaikan diri kita.
Satu: sadari bahwa kita perlu berubah. Tidak ada orang yang tidak perlu berubah di dunia ini. Semua orang punya kekurangan; semua orang punya hal-hal yang harus diubah, entah dia sadar atau tidak. Tapi lebih baik dia sadar. Karena kalau seseorang tidak sadar bahwa dia perlu berubah, mana bisa dia berubah? Jadi, langkah pertama perubahan sebenarnya adalah kerendahan hati.

Dua: cari tahu apa yang perlu diubah. Di sini kita perlu bantuan dari luar. Sebab sering kali kita ini buta akan diri kita. Memang kita adalah orang yang paling memahami diri kita, tetapi kita juga punya yang namanya ‘blind spot’ atau titik buta. Saudara dan saya tidak bisa melihat bagian belakang badan kita. Untuk itu kita perlu cermin atau pihak lain.

Mendengar khotbah adalah salah satu cara kita bercermin. Membaca Alkitab adalah cara lain. Termasuk juga masukan atau kritikan dari orang lain.
Tetapi Roh Kudus adalah Sang Agen Perubahan. Dia sanggup menolong kita mencari tahu apa yang perlu diubah dan bagaimana berubah. Kita harus terbuka dan meminta pertolongan Tuhan melalui Roh Kudus.

Tiga: andalkan kekuatan Tuhan melalui doa. Beberapa orang mengalami ikatan yang memerlukan doa pelepasan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan roh jahat yang mengikat orang-orang dalam kebiasaan buruk tertentu.

Empat: kalau kita sadar kebiasaan buruk kita, terutama yang juga merugikan orang lain, kita perlu minta ampun kepada Tuhan dalam penyesalan dan pertobatan.

Lima: cari satu orang yang bisa dipercaya untuk membuat pengakuan atas kebiasaan buruk, terutama yang disembunyikan. Sebab sering kali kebiasaan buruk menjadi kuat karena dia tersembunyi. Kalau dia diungkap, cengkeramannya melemah, sehingga bisa lebih mudah ditaklukkan. Itu sebabnya Yakobus menganjurkan kita mengakui dosa, bukan untuk pengampunan, tetapi supaya sembuh (lepas dari dosa/kebiasaan buruk).
“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh…” (Yak 5:16)

Enam: ambil langkah membangun kebiasaan baik yang baru untuk menggantikan kebiasaan buruk. Kalau tidak, kebiasaan buruk akan kembali lagi.
Tujuh: Libatkan komunitas rohani untuk menguatkan saudara. Sering kali hal yang dilakukan ramai-ramai akan lebih gampang dilakukan.

Dari tujuh langkah ini, saudara menyadari bahwa ternyata membuang kebiasaan buruk dan membangun kebiasaan baru yang baik ternyata memerlukan keterlibatan Tuhan, komunitas, dan diri kita sendiri.
Berat? Iya.
Mustahil? Tidak.
Blog K  E  B  I  A  S  A  A  N

Latest Blog

P  A  N  I  KP A N I K
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
S & K
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
M E D S O S
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.