Logo
Blog T  E  K  A  N  A  N jen

T E K A N A N

HOME /
T E K A N A N

Blog

T  E  K  A  N  A  N

T E K A N A N

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Mat 11:28)

Jennifer Pan seharusnya hidup nyaman di Kanada. Orang tuanya, pengungsi dari Vietnam, termasuk imigran yang berhasil mengatasi berbagai kesulitan dan akhirnya bisa hidup berkecukupan di negara pengungsian mereka. Tetapi mereka mengharuskan anak mereka ini berprestasi di sekolah. Tekanan dari orang tua ini akhirnya membawa kepada suatu tragedi. Jennifer memalsukan rapor sekolah, bahkan akhirnya memalsukan sekolah. Dia berpura-pura kuliah di University of Toronto padahal tidak demikian.

Jennifer diharuskan fokus sekolah, dilarang pacaran, dilarang pergi sendirian. Tapi tetap saja dia punya pacar gelap bernama Daniel Wong. Ketika kebohongannya ketahuan, Jennifer masih diberikan kesempatan oleh orang tuanya untuk membereskan kuliahnya. Tapi Jennifer sudah capek. Dia bersekongkol dengan Daniel dan menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh orang tuanya. Mamanya mati tetapi papanya bertahan hidup, sekalipun ditembak beberapa kali. Jennifer Pan dihukum penjara seumur hidup.

Kita ini hidup di jaman penuh tekanan. Tekanan dari mana-mana. Tekanan dari sekolah (kapan nilaimu naik?). Tekanan dari orang tua (kapan cucuku lahir?). Tekanan dari masyarakat (kapan kawin?). Tekanan dari pelanggan (kapan barangnya dikirim?). Tekanan dari atasan (kapan laporannya?). Tekanan dari teman (kapan nraktirnya?). Tekanan dari diri sendiri. Tekanan beneran tekanan; tekanan palsu; tekanan yang mestinya tidak ada… macam macam.

Beberapa orang tidak tahan dengan tekanan. Mereka mencari jalan keluar. Sebagian membunuh orang lain, seperti Jeniffer Pan. Sebagian membunuh diri sendiri. Seperti ABG berumur 16 tahun di Serawak yang bunuh diri berdasarkan polling para followernya di Instagram.

Daud adalah raja kebanggaan Israel. Dari 3000 tahun lalu sampai sekarang, dia terus menjadi idola. Bintang Daud terpampang dengan megah di bendera negara Israel modern. Tetapi Daud adalah orang yang hidup dalam tekanan. Banyak kali dia menang, tetapi terkadang dia kalah.

Ketika tekanan muncul dari luar, Daud bersinar. Di bawah ancaman musuh, dia mencari Tuhan. Di bawah tekanan dari lawan, dia bangkit dan berjaya.
Ketika tekanan datang dalam hidup ini, dasar kita digoyang. Dasar ini berbicara tentang prinsip dan nilai-nilai hidup kita. Kalau dasar kita tidak kuat, kita akan goyah.
Jurus Daud melawan tekanan kehidupan sebenarnya adalah sederhana: dia mencari Tuhan. Ini terlihat dari mazmur-mazmurnya, yang banyak menceritakan pergumulannya (antara lain: Mazmur pasal 3, 41 dan 42).

Tapi banyak kita tidak demikian. Kita akan mencoba segala cara untuk mengatasi tekanan. Setelah semua itu tidak berhasil, barulah kita akan berpikir untuk mencari Tuhan. Kenapa bisa demikian?

Ada beberapa penyebabnya:
• Memang kurang percaya akan keberadaan Tuhan. Ke gereja hanya sekedar memenuhi kewajiban, entah kepada Tuhan atau kepada manusia. Mungkin tidak enak sama mertua. Mungkin dipaksa pasangan. Kita muncul di gereja tapi hati kita tidak ada di situ. Kita berdoa tapi tanpa percaya. Akhirnya masalah yang terlalu berat memaksa kita untuk belajar percaya.
• Rasa segan karena selama ini memang tidak pernah mencari Tuhan. Jadi, ketika masalah muncul, ada rasa malu untuk meminta pertolongan Tuhan. Selama ini mampir aja kagak, giliran kena masalah langsung gedor pintu pagi-pagi subuh.
Saya rasa rasa segan ini tidak seharusnya muncul. Ini masalah ‘pride’. Perlu belajar kerendahan hati.
• Marah atau kecewa sama Tuhan. Barangkali dulu pernah meminta sesuatu kepada Tuhan dan tidak menerima jawabannya. Jadinya, kata orang Jawa, mutung. Tidak mau berdoa lagi. Sampai masalah besar muncul.

Saya duga nomor dua adalah yang paling banyak.
Tuhan selama ini tidak pernah kita libatkan dalam hidup kita. Kita mau jalan ya jalan saja. Mau pergi ya pergi saja. Mau kawin ya kawin saja. Mau ekspansi ya ekspansi saja. Tuhan tidak pernah ditanya pendapat dan pentunjuk-Nya.
Ini yang saya sebut ateis secara praktek. Percaya Tuhan ada tetapi hidup seolah-olah Dia tidak ada. Tuhan akhirnya hanyalah asesoris, hiasan semata, yang boleh ada tapi kalau tidak ada juga tidak apa-apa.
Sampai badai melanda…dan tekanan rasanya tak tertahankan…

28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

Yesus, Juru Selamat dunia, menanti kita untuk datang menemui Dia. Mari kita datang dengan segala tekanan dan beban berat kita dan menerima kedamaian dalam jiwa kita.
Blog T  E  K  A  N  A  N

Latest Blog

P  A  N  I  KP A N I K
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
S & K
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
M E D S O S
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.