logo

Blog

C  E  M  A  S

C E M A S

"Kalau anda manusia yang hidup di tahun 2017 dan anda tidak pernah alami kecemasan, ada yang tidak beres dengan diri anda."
(Sarah Fader, konsultan sosmed)

Film ‘Ben Hur’ adalah salah satu film terbaik yang pernah dibuat oleh Hollywood. Film ini memperoleh 12 nominasi piala Oskar, dan memenangkan 11 di antaranya.
Aktor Charlton Heston berperan sebagai tokoh Judah Ben Hur. Dalam film ini ada adegan lomba kereta kuda. Adegan ini hanya berlangsung sekitar 10 menit di bioskop tetapi memerlukan waktu pembuatan selama 3 bulan, biaya sekitar US$ 1 juta (uang jaman itu) dengan 15 ribu figuran dan 87 ekor kuda.

Supaya adegan terlihat nyata, maka Charlton Heston latihan mengendalikan kereta kuda 3 bulan sebelum shooting dimulai. Heston latihan 3 jam sehari dan menjadi terampil sekali dalam memacu kereta kuda. Tetapi dia masih cemas akan satu hal: apakah dia bisa memenangkan balapan saat shooting nanti. Dia menyatakan keraguannya kepada koordinator pemain pengganti: “Saya memang sudah bisa mengendalikan kereta kudanya, tapi apa saya bisa menang ya dalam shooting nanti?” Stunt coordinator ketawa mendengarkan keluh kesah sang bintang film ini. Dia berkata begini: “Pokoknya pastikan aja kamu ngga jatoh. Saya pastikan kamu bakal menang, dijamin!”

Heston ini lucu juga. Kan di skenario film sudah jelas bahwa dalam balapan itu dia pasti menang. Tidak ada yang bisa menggagalkan kemenangannya, karena hal itu sudah tertulis di skenario (terkecuali penulis skenario mengubahnya). Tapi selama berminggu-minggu Heston cemas dan was-was apakah dia bisa atau tidak menang. Kenapa bisa begitu? Karena dia lupa bahwa soal menang atau kalah tidak bergantung kepada dia, tetapi bergantung kepada skenario yang dipakai oleh sutradara. Kalau menurut skenario, dia menang, ya dia pasti bakal menang.
Kutipan di awal artikel adalah gambaran situasi jaman ini. Kecemasan sudah menjadi hal yang normal. Kalau anda tidak hidup dalam kecemasan atau perasaan was-was terus menerus, anda justru aneh.

Ada orang naik pesawat terbang ke Singapura belum lama ini. Semua penumpang pesawat, selain dia, memakai masker, karena takut ketularan virus Corona. Penumpang yang tidak memakai masker (seharusnya memang demikian karena masker hanya untuk orang sakit) justru menjadi orang aneh.

Orang sebelah batuk, kita langsung loncat! Kemarin ada teman batuk di depan saya. Begitu batuk, dia langsung meminta maaf dan memberi penjelasan bahwa batuknya tadi bukan karena dia lagi sakit, tetapi karena dia tersedak…
Kecemasan, ciri kehidupan jaman ini, adalah ciri khas orang kalah. Orang yang hidup dalam kecemasan mengukur terlalu tinggi masalah dan mengukur terlalu rendah kemampuan diri untuk mengatasi masalah.
Nah, sekarang coba terapkan yang berikut ini dalam hidup kita.
1 Kor 15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Kemenangan sudah, bukan akan, diberikan kepada kita. Kemenangan itu bukan menang main basket atau bilyar atau berkelahi, tetapi menang terhadap hal yang paling menakutkan semua manusia: kematian. Yang memberikan adalah Allah sendiri, bukan boss kita di kantor, bukan orang tua kita. Lalu kenapa kita masih menghabiskan waktu kita untuk cemas (was-was)? Kalau terhadap maut saja kita sudah tidak takut, kenapa kita harus takut tidak makan, takut sakit, takut ini takut itu?
Hanya ada satu cara menghadapi ketakutan, kecemasan dan kekuatiran: iman percaya.

Percaya bahwa orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.
Percaya bahwa Bapa di sorga tahu apa yang menjadi kebutuhan hidup saya.

Lalu percaya itu diwujudkan dengan sikap begini:
1. Mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat 6:33)
2. Berdoa menyampaikan permohonan kepada Allah dengan ucapan syukur (Fil 4:6)
3. Menyerahkan semua kekuatiran kepada Allah (1 Pet 5:7)

Ketika kita melakukan semua ini, maka:
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Fil 4:7)

Kecemasan, rasa was-was, kekuatiran, kegelisahan, ketakutan akan sirna dari hidup kita. Masalah bisa jadi tetap ada, tetapi kita menghadapinya tanpa ada lagi hal-hal negatif itu.
Blog C  E  M  A  S

More News

[center]P  A  N  I  K[/center]
P A N I K
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
[center]   S      K[/center]
S & K
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
[center]M  E  D  S  O  S[/center]
M E D S O S
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.
Other Information Contact Information benhur

CONTACT INFO
Alamat sekertariat: Ruko Wallstreet Blok B no 78, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang

021-5500980

021-5500980

Info@gbiputera.org

SOCIAL MEDIA
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - GBIPutera.org All Rights Reserved
Jasa Pembuatan Website by IKT