logo

Blog

K  E  A  D  I  L  A  N

K E A D I L A N

Ci M, warga kota Tunjang Labai di negeri Hendo Xenia, duduk di kursi pesakitan dengan mata nanar. Tangannya membawa sapu tangan handuk merah muda. Penjara sudah di depan mata. Majelis hakim, wakil Tuhan di muka bumi ini, duduk dengan penuh wibawa di meja hijau. Hadirin di ruang sidang duduk dengan gelisah menunggu keputusan.

Mereka menunggu keadilan, dan akhirnya mendapatkan keadilan yang mereka cari: Ci M dipenjarakan selama 1.5 tahun. Kesalahannya? Menghina simbol agama orang lain dengan memprotes kerasnya suara dari tempat ibadah.

Yang melihat ci M pada hari itu akan susah melupakan wajahnya yang penuh kelelahan dan ketakutan. Suaminya diberhentikan dari pekerjaan yang gajinya kecil karena istrinya sudah membuat orang-orang marah besar. Dia harus ikut bertanggung jawab atas perbuatan istrinya. Anak-anak mereka trauma diserbu oleh massa. Suatu keluhan ternyata memakan korban, tidak hanya ci M dan keluarga, tapi juga puluhan bangunan dan tempat ibadah yang dibakar dan dirusak.

Pembaca, siapakah kita yang sebenarnya akan terlihat ketika 2 hal terjadi pada kita:
Pertama: ketika kita memegang kekuasaan. Kata presiden AS Abraham Lincoln: If you want to test a man’s character, give him power (Kalau anda ingin menguji karakter seseorang, berikanlah dia kekuasaan). Kekuasaan akan menunjukkan sifat asli seseorang. Seseorang bisa saja terlihat begitu baik dan lembut. Begitu diberi kekuasaan ternyata dia berubah menjadi orang yang serakah dan kejam. Sebenarnya bukan dia berubah, tapi memang itu sifat aslinya, hanya tersembunyi saja.

Kedua: ketika kita terancam. Orang bisa terlihat begitu baik dalam keadaan biasa, tetapi ketika dia terancam, taring tajamnya langsung dimunculkan. Itu dari satu sisi normal, reaksi alamiah karena setiap orang akan membela diri kalau terancam.

Masalahnya adalah begini: beberapa orang punya mental terancam, seperti mereka yang mendatangi rumah ci M. Segala sesuatu dilihat dan ditanggapi sebagai ancaman. Yang bukan ancamanpun dianggap sebagai ancaman. Yang bukan bahaya dianggap bahaya. Ini mental orang kalah dan sikap orang ketakutan.
Orang lewat sambil bersiul dianggap melecehkan dia…
Tetangga meminta dia mengecilkan suara karaokenya dibilang menista nenek moyangnya…

Orang yang tidak setuju dengan dia berarti menghina pendapat dan keyakinannya…
Tetangga yang tambah kaya dituduh mematikan kehidupannya…
Pokoknya, mereka melihat bahaya di mana-mana.

Setelah Ci M ada bang Mados. Ini kejadian di negara Hendo Xenia juga. Bang Mados dituduh mengata-ngatai dan menghina simbol agama lain. Kebetulan Bang Mados berbicara di tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat kejadian Ci M. Massa yang dulu mengamuk gara-gara ‘penghinaan’ ci M sekarang mengatakan bahwa bang Mados tidak boleh diapa-apakan sebelum ditanya baik-baik. Sementara sama ci M mereka tidak pernah ajak bicara baik-baik, langsung serbu.

Saudara mencari keadilan? Jangan cari di dunia ini. Tidak akan ketemu.
Habakuk, seorang nabi, juga mencari keadilan. Dan seperti kita, Habakuk tidak
menemukan apa yang dia cari.

Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik. (Hab 1:3-4)

Keadilan muncul terbalik; yang benar justru dihukum, yang salah malah dilepas. Orang jahat lebih berani daripada orang benar.
Maka Habakuk protes keras ke surga. Dimanakah keadilan? Dan kenapa Tuhan diam saja?
Dan surga menjawab: Aku akan berikan keadilan dengan jalan mengirim satu bangsa lain yang akan menghukum bangsamu.

Habakuk kaget dengan cara kerja surga yang tak pernah dia kira. Barangkali Habakuk berpikir surga akan mengirim seorang pemimpin yang akan mengubahkan keadaan menjadi adil seadil-adilnya. Tetapi surga punya logika yang berbeda dengan manusia. Habakuk kembali protes tentang cara kerja surga.

Habakuk akhirnya belajar untuk berserah kepada kehendak surga. Dia menutup kitabnya dengan kata-kata indah yang menggambarkan imannya:
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Dia tidak goyah, sekalipun dunia ini tidak adil.

Pada akhirnya, keadilan sejati hanya ada dalam Yesus Anak Allah, Juru Selamat kita, Hakim Atas Segala Hakim, yang akan datang kembali untuk menghakimi semua yang mati dan yang hidup. Kepada Dia saja kita percaya dan berserah…

Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. (2 Kor 5:10)
Blog K  E  A  D  I  L  A  N

More News

[center]P  A  N  I  K[/center]
P A N I K
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
[center]   S      K[/center]
S & K
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
[center]M  E  D  S  O  S[/center]
M E D S O S
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.
Other Information Contact Information keadilan

CONTACT INFO
Alamat sekertariat: Ruko Wallstreet Blok B no 78, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang

021-5500980

021-5500980

Info@gbiputera.org

SOCIAL MEDIA
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - GBIPutera.org All Rights Reserved
Jasa Pembuatan Website by IKT